Home / Literasi & Opini

Selasa, 9 November 2021 - 16:53 WIB

Beran, Pengrajin “Bubu” Ikan dari Bengkulu Selatan

BengkuluBubu adalah alat perangkap ikan yang dibuat dari bahan dasar potongan bambu dipecah kecil-kecil, tali plastik dan tempurung kelapa sebagai penutup di belakang yang dijalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam.

Jejeran rapi yang terbuat dari bambu di atas pelataran jalan yang terbuat dari sembilu bambu, mengusik minat penulis untuk mencari tahu siapa sang pemiliknya. Cuaca terik dan hawa panas di daerah pinggir Kota Bengkulu dengan jalan umum menambah semangat penulis untuk berteduh dan bertemu dengan sang punya barang.

Tak jauh dari jejeran bambu tersebut, duduk seorang pria dengan kaos usang, sedang asik meraut pecahan bambu (buluah, bahasa daerah Manna) dengan sebilah pisau khusus. Sesekali tangannya berhenti untuk melihat apakah ukuran dan bentuk bambu yang diraut sudah sesuai dengan kebutuhan. Tangannya terlihat sangat lincah dalam meraut bilah-bilah bambu, bahkan secara sepintas hasil pekerjaan tangannya nampak presisi ukurannya.

Baca Juga  Pemilu 2024, Ada Resesi, Rasa Pandemi dan Rasa Suksesi

Itulah Datuk Beran, sang pengrajin alat tangkap tradisional bubu bambu dari kebupaten Bengkulu Selatan. Menurut pengakuannya, pekerjaan membuat bubu ini telah puluhan tahun dilakoninya. Sehingga tak jarang selain untuk melayani pesanan Ia harus bekerja sampai larut malam.

Kesenian atau keterampilan ini Ia pelajari sejak usia 3 tahun. Menurutnya, kesenian semacam ini sangat perlu dilatih, khusus nya di sekolah kejuruan (SMK) sederajat. Melihat penurunan generasi sekarang yang tak peduli tentang nilai, historis suatu budaya atau kesenian nenek moyang mereka sendiri. Seharusnya, kata dia, sekolah sekarang mengajarkan tentang menghormati, menjaga, serta melestarikan budaya dan tradisi yang sudah jadi turun-temurun.

Baca Juga  Rossi Lebih dari Sekedar Legenda Moto GP

“Ini merupakan warisan leluhur kita yang semesti nya sudah masuk dalam program kesenian sekolah. Dan jikalau bisa dijakikan kurikulum tersendiri. Mengingat orang yang membuat bubu ini sudah sangat sedikit bahkan sangat jarang kita temui,” harapnya, Selasa (9/11).

Menurutnya, pendidikan sekolah zaman sekarang sangatlah maju dan hampir semua kalangan bisa merasakan bangku pendidikan, dengan cacatan ada kemauan diri untuk mengubah ke yang lebih baik. Hendak nya pendidikan di sekolah tidak hanya mengajarkan tentang kecanggihan teknologi masa kini, apalagi teknologi yang sudah merusak ekosistem kehidupan jika salahgunakan. Sedangkan alat pembuatan bubu sangat ramah lingkungan.

Baca Juga  Selamat Jalan Diego

“Bubu ini hanya bisa menangkap ikan besar, udang dan sejenis nya, sedangkan ikan yang kecil tidak akan terjebak dalam alat ini, karena sela lubang perangkap cukup untuk keluar,” terang Beran.

Dalam akhir pembicaraan pria kelahiran 76 tahun silam yang juga berbarengan hari kemerdekaan RI itu menyampaikan pesan untuk para pemuda yang masih berjuang di bangku pendidikan. Sekolah merupakan membuat seseorang menjadi pintar, tetapi kamulah yang mampu mengubah segalanya. (**)

Share :

Baca Juga

Literasi & Opini

Berpikir Hanyalah Guyonan

Literasi & Opini

Launching JMSI Award 2021, Berikut Kategori Karya Jurnalistik yang Dilombakan

Literasi & Opini

Jalan Lurus; Membaca Sholat ala Azam (4)

Literasi & Opini

Selamat Jalan Diego

Literasi & Opini

PROFIL PROF. IMAM MAHDI (1) LURAH YANG MENJADI GURU BESAR

Literasi & Opini

Menambang Bencana di Tiap Jengkal Bumi Raflesia

Literasi & Opini

Awas! Ini 4 Aplikasi Berbahaya, Bisa Curi Data hingga Rekening Bank!

Literasi & Opini

Apakah Eskalasi Tindakan Kelompok Bersenjata di Papua dapat Mempengaruhi Arah Kebijakan Pertahanan Indonesia ?