Sejarah PKI, Partai Komunis Indonesia (partai dilarang di Indonesia), memiliki sejarah kelam di Republik ini, adalah sebuah partai berideologi komunisme dan pernah ada di Indonesia. Partai ini didirikan pada tahun 1914 oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet.
Pria dengan nama pendek Henk Sneevliet ini merupakan Ketua Serikat Buruh Kereta Api Belanda atau Nederlandse Vereniging van Spoor en Tramweg Personeel (NVSTP). Ruth T. McVey dalam bukunya The Rise of Indonesian Communism menggambarkan Sneevliet sebagai seorang propagandis berbakat dan penuh semangat.
Dalam catatan Sejarah PKI menjadi salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia. Bahkan keberadaan PKI saat itu menjadi partai yang diikuti banyak orang dari berbagai kalangan mulai dari intelektual, buruh, hingga petani.
Sejarah Awal Mula Berdirinya PKI
Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan pada 23 Mei 1920 di Batavia (sekarang Jakarta), Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Awalnya, PKI didirikan dengan nama Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) oleh beberapa aktivis pekerja dan intelektual terkemuka Indonesia, seperti Semaoen, Darsono, dan Alimin.
Partai ini terinspirasi oleh ideologi Marxisme dan Leninisme, dan bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja, petani, dan buruh serta menuntut kemerdekaan nasional dari penjajahan kolonial. Pada tahun 1924, PKH menjadi anggota Partai Komunis Internasional (Komintern), organisasi komunis global yang didirikan oleh Uni Soviet.
Sejarah PKI Pada 1924, PKH mengubah namanya menjadi PKI. PKI aktif terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan kemudian mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Namun, hubungan antara PKI dan pemerintah Indonesia yang dipimpin Soekarno dan Hatta menjadi rumit seiring berjalannya waktu, dan pada tahun 1965, terjadi peristiwa G30S/PKI yang mengakibatkan PKI dilarang di Indonesia.
Setelah Sejarah PKI tersebut, PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia, dan anggota serta simpatisannya menghadapi penganiayaan dan pembasmian oleh pemerintah Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Sejak saat itu, PKI tidak memiliki keberadaan resmi di Indonesia dan menjadi salah satu topik sensitif dalam sejarah politik negara ini.
Tujuan PKI
Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan dengan tujuan utama untuk mencapai masyarakat sosialis di Indonesia. Tujuan-tujuan utama PKI termasuk
• Kemerdekaan Nasional
PKI aktif dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang untuk mencapai kemerdekaan politik dan ekonomi bagi Indonesia.
• Pemerataan Ekonomi
PKI memperjuangkan redistribusi tanah dan kekayaan ekonomi untuk menciptakan pemerataan ekonomi di kalangan petani dan buruh. Mereka mengadvokasi hak-hak pekerja dan petani serta peningkatan kondisi hidup mereka.
• Sosialisme
PKI memiliki tujuan untuk mencapai masyarakat sosialis di mana sumber daya ekonomi dan produksi dimiliki bersama oleh masyarakat, bukan oleh individu atau kelompok tertentu. Mereka mendukung konsep-konsep sosialis dalam distribusi kekayaan dan keadilan sosial.
• Pendidikan dan Kesadaran
PKI memperjuangkan pendidikan yang merata dan berkualitas untuk semua warga negara, serta meningkatkan kesadaran politik dan sosial di kalangan rakyat.
• Internasionalisme
Sebagai bagian dari gerakan komunis internasional, PKI mendukung solidaritas dengan perjuangan pekerja dan kaum miskin di seluruh dunia. Mereka memiliki visi internasionalis dan mendukung perjuangan kelas pekerja di negara-negara lain.
Harap dicatat bahwa tujuan-tujuan PKI ini dilihat dari perspektif ideologi komunis dan sosialis, yang pada dasarnya mengadvokasi kesetaraan sosial, keadilan ekonomi, dan pemerataan kekayaan. Namun, interpretasi dan implementasi tujuan-tujuan ini dapat berbeda dalam konteks politik dan sejarah yang berbeda.
Gerakan 30 September
Gerakan 30 September (G30S) adalah istilah yang mengacu pada serangkaian peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Indonesia. Peristiwa ini merupakan kudeta militer yang gagal yang dipimpin oleh sejumlah anggota Angkatan Darat Indonesia yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada malam 30 September 1965, sejumlah perwira tinggi militer Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh-tokoh PKI, melakukan kudeta militer dengan menyusup ke markas-marks militer dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat, termasuk Jenderal Ahmad Yani, Panglima Angkatan Darat Indonesia pada saat itu.
Namun, kudeta ini gagal karena sejumlah perwira tinggi yang tidak terlibat memberontak, termasuk Jenderal Suharto. Suharto memimpin pasukan untuk mengatasi kudeta ini. Setelah menggagalkan kudeta, Suharto mengambil alih kendali pemerintahan dan mengambil langkah-langkah tegas untuk menghancurkan PKI dan kelompok-kelompok yang diduga terlibat dalam kudeta tersebut.
Peristiwa G30S memicu pembasmian massal terhadap anggota PKI dan simpatisannya di seluruh Indonesia. Estimasi jumlah korban bervariasi, tetapi diperkirakan puluhan ribu hingga jutaan orang tewas selama periode tersebut. Peristiwa ini membawa perubahan besar dalam politik Indonesia, dengan Soeharto akhirnya naik menjadi Presiden dan memerintah dengan tangan besi selama lebih dari tiga dekade, yang dikenal sebagai era Orde Baru.