Home / Advertorial / DPD RI / Nasional

Senin, 20 September 2021 - 12:37 WIB

Sultan: Skema Pajak Harus Berorientasi pada Agenda Mitigasi Perubahan Iklim

Jakarta ri-media.id – Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin mengusulkan agar mekanisme perpajakan nasional harus berorientasi pada agenda mitigasi perubahan iklim dan pemberdayaan usaha mikro kecil sebagai penopang ekonomi nasional.

“Kita menyadari bahwa pajak masih menjadi sumber pendapatan utama negara saat ini. Sebagai salah satu instrumen fiskal, pajak berperan penting dalam pembangun negara dan mendukung jalannya pemerintahan. Pajak merupakan tulang punggung nasional. Tapi yang patut kita perhatikan adalah, di saat yang sama krisis global telah memaksa kita untuk mencoba merubah paradigma skema pajak progresif yang semakin tidak relevan seperti yang kita praktekan sekarang,” ungkap mantan ketua HIPMI bengkulu itu melalui pesan singkat pada senin (20/09).

Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk mencari solusi alternatif terhadap angka penarikan pajak yang kian terkoreksi selama ini. Negara tidak boleh terlihat terlalu memaksakan kehendak meraup pemasukan dari rakyat yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi, kecuali bagi pajak pendapatan.

Baca Juga  Walikota : Rumah Ibadah Jangan Ditutup

“Ketergantungan terhadap pajak harus disertai dengan upaya-upaya pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan. Kita memiliki potensi pendapatan bukan pajak yang sangat menjanjikan,” ujarnya.

Oleh karena itu, tambah Sultan, menurut kami besaran pajak pendapatan sebaiknya ditetapkan sesuai dengan jenis sumber pendapatan organisasi maupun individu. Pajak korporasi tambang dan sejenisnya harus ditetapkan secara lebih Ketat daripada pajak usaha pertanian dan peternakan yang dilakukan dengan sistem yang ramah lingkungan.

Singkatnya, kami ingin mengatakan bahwa, setiap unit usaha yang mendorong tercapainya agenda pengendalian perubahan iklim wajib diberikan privelage insentif pajak, begitupun sebaliknya.

Artinya, Harus ada kategorisasi pajak yang barometernya adalah memiliki itikad baik dalam prinsip SOP ramah lingkungan, tegas pejabat tinggi negara termuda indonesia, yang juga pemerhati isu lingkungan ini.

Lebih lanjut, Sultan, mendorong pemerintah agar menetapkan bea masuk produk impor, khususnya produk pangan secara lebih menguntungkan bagi penerimaan negara dan tentu saja dalam rangka melindungi hasil produksi petani lokal.

Baca Juga  Pemkot Bengkulu MoU dengan Kejari, Walikota Fokus Bahas Soal Aset dan Pasar

Selain itu, Jika kita meyakini bahwa pajak benar-benar diperuntukan bagi proses pembangunan nasional, maka sebaiknya negara harus berbagi peran dengan pelaku usaha dan masyarakat dalam agenda pembangunan.

Saatnya Pemerintah menyiapkan sebuah alasan hukum yang memungkinkan Setiap badan usaha atau korporasi yang memilki keterkaitan dengan produk dan jasa pelaku usaha mikro dan kecil diatur dalam skema kemitraan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, kata Sultan.

“Paradigma corporate social responsibility (CSR) harus segera diarahkan menjadi sebuah solusi yang saling menguntungkan bagi kedua institusi usaha dengan mekanisme creating shared value (CSV),” usul mantan ketua HIPMI bengkulu ini.

Maka, agenda keringanan pajak harus diidentikkan dengan pendekatan negara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu insentif yang ditawarkan berlaku bagi penumpang transportasi umum dan industry yang menggunakan bahan baru terbarukan.

Baca Juga  Tidur Saat Puasa Ramadan adalah Ibadah, Ustadz Adi Hidayat Membantah

Seperti diketahui bahwa, Isu perpajakan internasional akan menjadi salah satu menu utama dalam agenda prioritas jalur keuangan (finance track) saat Indonesia menjadi Presidensi G-20 pada 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan Presidensi G-20 Indonesia akan membahas kemajuan dan pelaksanaan global taxation principles. Menurutnya, agenda pembahasan mengenai perpajakan internasional tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga seluruh negara di dunia.

Sri Mulyani mengatakan terdapat 5 topik dalam agenda pembahasan perpajakan internasional. Topik tersebut meliputi insentif pajak, pajak dan digitalisasi, serta praktik penghindaran pajak dan transparansi pajak.

Selain itu, topik lain yang juga dibahas yakni pajak dan pembangunan serta kepastian pajak. Menurutnya, pemilihan fokus pembahasan tersebut mempertimbangkan sejumlah isu global terkini.

Share :

Baca Juga

Nasional

HMI Komisariat Fakultas Hukum UNIB Adakan Makrab Sebagai Wadah Sillaturahmi Lintas Generasi

Nasional

Rohidin Mersyah Imbau Masyarakat Semaku Terus Bersatu Bangun Bengkulu

Nasional

Peringatan Dini Cuaca Bengkulu

Nasional

Di Pandai Sikek Gubernur Sumbar Siap Laksanakan Panen Perdana Bawang Batu Ijo

Nasional

Peresmian Monumen Fatmawati “Sang Merah Putih dari Bengkulu” oleh Jokowi

DPD RI

Kunjungi Polda Sulsel, LaNyalla Apresiasi Kinerja Kapolda Nana Sudjana Bongkar Berbagai Kasus

DPD RI

Hadiri Hari Jadi Bengkulu Selatan, Sultan Harap Daerah Semakin Mandiri dan Inovatif

Nasional

Wawali Hadiri Seminar Perempuan, Ciptakan Peluang Usaha Melalui Kreativitas