Permohonan Amnesti untuk Alex Noerdin: Suara Harapan dari Bumi Sriwijaya

Foto Dok: Antarasumsel.com.Sabtu, 12 Januari 2013 Alex Noerdin tingkatkan kualitas sekolah gratis
Jakarta, ri-media.id – Senin (6/10/2025), Harapan dan doa terus mengalir dari masyarakat Sumatera Selatan. Nama H. Alex Noerdin, mantan Gubernur yang pernah membawa semangat pembangunan di provinsi itu, kembali menjadi pembicaraan publik.
Bukan dalam konteks hukum, tetapi dalam konteks harapan kemanusiaan – agar pemerintah memberi ruang bagi pertimbangan amnesti, sebagai simbol kebesaran hati dan rekonsiliasi bangsa.
Masyarakat yang pernah merasakan manfaat dari kebijakan-kebijakan Alex Noerdin menyampaikan aspirasi dengan penuh hormat kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar mempertimbangkan langkah kemanusiaan tersebut.
“Kami memahami hukum harus ditegakkan. Tapi kami juga percaya, bangsa yang besar adalah bangsa yang memberi kesempatan kepada setiap warganya untuk menebus dan memperbaiki diri,”
ujar Rizal Hanafiah, aktivis muda Palembang.
Selama dua periode kepemimpinan, Alex Noerdin dikenal dengan berbagai program yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan gratis, serta pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah.
Kini, di tengah cobaan yang dihadapinya, muncul seruan dari berbagai kalangan agar semangat kemanusiaan menjadi bagian dari penegakan keadilan.
“Keadilan sejati adalah keseimbangan antara ketegasan hukum dan kebijaksanaan hati. Kami yakin Presiden Prabowo memiliki pandangan itu,”
tutur Nur Aini Rahman, aktivis perempuan Sumatera Selatan.
Seruan ini tidak dimaksudkan untuk mengintervensi proses hukum yang berlaku, tetapi menjadi refleksi moral dari masyarakat yang merindukan nilai empati dan pengampunan di tengah dinamika hukum bangsa.
“Kami tidak membela perkara, kami hanya menyampaikan harapan kemanusiaan. Alex Noerdin adalah bagian dari sejarah Sumsel yang pernah menginspirasi banyak orang untuk berbuat baik,”
ujar Fahmi Latief, penggerak sosial di Palembang.
Kalangan tokoh agama juga melihat momentum ini sebagai kesempatan untuk menegaskan kembali bahwa hukum dan kemanusiaan harus berjalan beriringan.
“Amnesti bukan pembatalan keadilan, tapi bentuk kasih sayang negara kepada anak bangsanya. Dan kasih sayang itu tidak pernah bertentangan dengan hukum, jika dilakukan dengan pertimbangan yang matang,”
kata Ustaz Dr. M. Arif Syaifullah, aktivis dakwah dan kemanusiaan.
Dari berbagai lapisan masyarakat, muncul satu pesan yang sama: agar bangsa ini terus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam setiap keputusan.
Dalam setiap doa, rakyat Sumatera Selatan menitipkan harapan, semoga Presiden mendengar suara rakyat yang disampaikan dengan santun dan penuh rasa hormat.
“Sumatera Selatan tumbuh karena cinta dan kerja keras seorang Alex Noerdin. Kini saatnya bangsa ini menunjukkan cinta yang sama — bukan untuk membebaskan, tapi untuk memulihkan,”
ungkap Eka Darmawan, Ketua Komunitas Pemuda Sriwijaya Bergerak.
Rakyat yakin, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang dikenal tegas namun berhati besar, pertimbangan kemanusiaan akan tetap menjadi bagian dari wajah keadilan bangsa ini.
Karena pada akhirnya, amnesti bukan sekadar keputusan hukum, melainkan keputusan yang berbicara tentang jiwa besar dan kasih bangsa kepada warganya sendiri. (Dn)
Editor: Redaksi