Jurnalis Senior Ditemukan Tewas di Sumur: Alarm Keras untuk Kebebasan Pers Indonesia
Jurnalis Senior Ditemukan Tewas di Sumur: Alarm Keras untuk Kebebasan Pers Indonesia

Foto Dok: wartanusantara.info
Pangkal Pinang, ri-media.id – Dunia pers Indonesia kembali berdarah. Adityawarman (48) — wartawan senior dan Pemimpin Redaksi Okeyboz.com — ditemukan tewas mengenaskan di dasar sumur kebunnya, kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Jumat (8/8) siang. Tubuhnya penuh luka sayatan senjata tajam.
Ini bukan kematian biasa. Ini pembantaian. Dugaan sementara, Adityawarman dibunuh terlebih dahulu sebelum jasadnya dibuang ke sumur, seolah pelaku ingin menghapus jejak.
> “Laporan awal datang dari keluarga yang menyatakan korban hilang kontak sejak Kamis pagi. Tim langsung bergerak dan menemukan jasad korban di lokasi kebunnya,” ujar Dirreskrimum Polda Babel, Kombes Pol Muhammad Rivai Arvan. Dikutip dari: wartanusantara.info
Jejak Terakhir Sang Jurnalis
Kamis (7/8) pukul 10.40 WIB, Adityawarman berpamitan ke kebun untuk bertemu seseorang yang ia sebut “orang Swiss-Bell”. Satu jam kemudian, ponselnya mati total.
Keluarga panik. Panggilan tak terjawab. Pesan tak terkirim. Keesokan paginya, laporan masuk ke polisi. Tak lama, sumur kematian itu ditemukan. Di dalamnya, tubuh sang jurnalis terbujur kaku.
Terduga Pelaku Tertangkap dengan Mobil Korban
Polisi bergerak cepat. Penyelidikan mengarah pada penjaga kebun korban. Tak sampai 24 jam, terduga pelaku dibekuk di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, membawa mobil Daihatsu Terios putih milik korban (BN 1397 TE).
“Pelaku masih diperiksa intensif. Motifnya kemungkinan besar terkait masalah pribadi atau profesi korban,” tegas Kombes Rivai.
Pejuang Kata yang Dibungkam
Adityawarman bukan jurnalis sembarangan. Ia vokal, tajam, dan keras kepala membela kepentingan publik. Tak sedikit kasus sensitif ia bongkar tanpa gentar. Ia juga pengurus Pers Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Babel.
“Kami kehilangan sosok berintegritas tinggi. Ini tamparan keras bagi dunia pers,” ucap rekan sejawatnya.
Ancaman Nyata untuk Kebebasan Pers
Kematian ini menambah daftar kelam kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia. Organisasi pers menuntut perlindungan nyata bagi pekerja media, bukan sekadar janji manis setiap kali ada yang tewas.
Kapolda Babel, Irjen Pol Dwi Tunggal Jaladri, berjanji:
> “Tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan terhadap jurnalis. Proses hukum akan berjalan sampai titik akhir.”
Namun, janji saja tak cukup. Tangkap dan adili aktor utama. Dalami lewat tulisan terakhir korban. Ada kemungkinan besar, petunjuk tentang motif dan dalang sebenarnya tersembunyi dalam karya jurnalistik terakhir Adityawarman.
Kebenaran tak boleh terkubur bersama nyawa yang dibungkam.
Kini, publik menunggu: apakah nyawa Adityawarman hanya akan jadi statistik korban berikutnya, atau menjadi lonceng peringatan bahwa membungkam suara kebenaran akan dibalas dengan keadilan yang setimpal. (**)
Editor Redaksi