Kades Mojotengah Diduga Rampok Dana Desa, Uang Rakyat Ludes Ratusan Juta untuk Kepentingan Pribadi!
Kades Mojotengah Diduga Rampok Dana Desa, Uang Rakyat Ludes Ratusan Juta untuk Kepentingan Pribadi!

Foto Dok: bidiknasional.com
BATANG, ri-media.id – Aroma anyir korupsi kembali menyeruak dari ruang pemerintahan desa. Kali ini datang dari Desa Mojotengah, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. Seorang oknum kepala desa berinisial D tengah disorot tajam setelah diduga menyalahgunakan dana desa tahun anggaran 2024 hingga menyebabkan kerugian negara mencapai Rp235 juta lebih.
Informasi ini bukan sekadar rumor jalanan. Kejaksaan Negeri Batang secara resmi membuka perkara ini ke publik pada Senin, 22 Juli 2025. Kepala Kejari menyebut dugaan penyimpangan ini sudah tercium sejak pertengahan tahun lalu.
Alih-alih memperjuangkan kemajuan desa, oknum kades justru diduga menjadikan anggaran pembangunan sebagai ladang pribadi. Dana cair, proyek fiktif, uang masuk kantong sendiri.
> “Setelah dana ditarik dari bendahara ke PKA, tersangka langsung memintanya dan digunakan untuk keperluan pribadi. Termasuk menutup kekurangan kegiatan lain yang juga tak beres,” ungkap pihak Kejari. Dikutip dari: bidiknasional.com
Kegiatan-kegiatan yang seharusnya membawa manfaat bagi warga malah dijadikan proyek tipu-tipu. Berikut rincian “prestasi” korupsi sang kades:
Pembangunan Sarana Air Bersih Dukuh Tempuran –
Rp82.241.000 raib tanpa hasil. (sumber: Banprov)
Rabat Beton dan Pelebaran Jalan RT 03 RW 01 & 02 –
Rp79.577.352 tak jelas ke mana. (sumber: Banprov)
Operasional Pemerintah Desa –
Rp26.937.600 diduga dikemplang. (sumber: Dana Desa)
Insentif Guru Madrasah/Keagamaan –
Rp22.500.000 juga masuk daftar korban. (sumber: Dana Desa)
Pembangunan Jalan Usaha Tani Dukuh Depok –
Rp24.100.000 pun hilang. (sumber: Dana Desa)
Pengalihan Dana ODF & Padat Karya –
Rp36.000.000 ikut ludes. (sumber: Dana Desa)
Total: Rp235.355.952. Sebuah angka fantastis untuk kejahatan yang dilakukan di tingkat desa.
Kejari Batang memastikan proses hukum terus berlanjut. Pemeriksaan saksi dan audit dokumen tengah berjalan. Mereka berjanji akan mengawal perkara ini sampai tuntas.
> “Kami tidak akan main-main. Dana desa bukan mainan, bukan milik pribadi. Siapa pun yang menyalahgunakan akan kami seret ke meja hijau!” tegas pihak Kejari.
Kasus ini bukan hanya skandal, tapi pengkhianatan terhadap kepercayaan publik. Desa butuh pemimpin, bukan perampok berkedok pejabat. Semoga ini jadi pelajaran bagi semua kepala desa: jangan bermain api dengan uang rakyat, karena hukum siap membakar siapa pun yang rakus! (**)
Editor: Redaksi