18 September 2025

Wartawan Bukan Sekadar Gelar, Tapi Tanggung Jawab

0

Wartawan Bukan Sekadar Gelar, Tapi Tanggung Jawab

IMG-20250722-WA0007

Redaksi RI MEDIA

Di tengah kemajuan zaman dan menjamurnya media online, profesi wartawan seharusnya semakin berkembang, baik secara kualitas maupun integritas. Namun, ironisnya, masih banyak yang mengaku wartawan tetapi tidak memahami esensi dari profesinya: tidak mampu menulis dengan baik, tidak paham etika jurnalistik, dan abai terhadap prinsip verifikasi informasi.

Mengaku wartawan, tapi karya jurnalistik tak kunjung terlihat. Sekadar membawa kartu pers dan hadir di berbagai acara bukanlah tolak ukur profesionalisme. Wartawan adalah mereka yang mampu menyajikan informasi yang akurat, tajam, dan berimbang—bukan sekadar menyalin status media sosial atau menyadur tanpa klarifikasi.

Sumber dari media sosial memang bisa jadi awal petunjuk, tetapi tidak bisa dijadikan dasar berita tanpa pengujian fakta. Kita hidup di era banjir informasi—di mana hoaks, opini pribadi, dan propaganda dengan mudah menyamar sebagai “berita.” Dalam kondisi ini, tugas wartawan justru makin berat: memilah, mengonfirmasi, dan memastikan kebenaran.

Etika jurnalistik bukan hiasan di buku panduan. Etika adalah fondasi. Tanpa etika, berita hanya menjadi alat provokasi atau kendaraan kepentingan. Jika seorang wartawan tidak memahami batas antara opini dan fakta, antara informasi dan fitnah, maka ia bukan sedang menjalankan profesi, tapi merusak kepercayaan publik terhadap media.

Sudah saatnya instrospeksi. Wartawan harus terus belajar, meningkatkan kapasitas menulis, memahami konteks, serta memegang teguh kode etik jurnalistik. Di era digital ini, publik tidak hanya butuh cepat, tapi juga butuh benar. Dan tugas wartawan adalah memastikan keduanya berjalan beriringan.

Karena menjadi wartawan bukan tentang siapa yang pertama menyebar, tetapi siapa yang paling bisa dipercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *