25 Oktober 2025

Fikri Thobari: Pelestarian Hutan Harus Sejalan dengan Kesejahteraan Masyarakat

0
1761287676796

Rejang Lebong, ri-media.id – Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Agenda ini dibahas secara serius dalam rapat dan diskusi yang difokuskan pada pelaksanaan program RBP REDD+ GCF Output 2 di Provinsi Bengkulu, yang berlangsung di Kota Bengkulu pada Kamis, 23 Oktober 2025.

Rapat tersebut dihadiri oleh Bupati Rejang Lebong, H. M. Fikri Thobari, SE, MAP; Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bukit Balai Rejang; Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu; Forum Daerah Aliran Sungai (DAS); serta lembaga mitra pelaksanaan program, yakni Warsi sebagai lembaga perantara dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) – Kementerian Kehutanan.

Agenda dan Fokus Program

Bupati Fikri Thobari menyampaikan bahwa program REDD+ GCF di Rejang Lebong menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara pengelolaan hutan yang lestari dan kesejahteraan masyarakat desa. “Kita ingin memastikan bahwa masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan dapat merasakan manfaat ekonomi secara langsung, tanpa merusak fungsi ekologisnya.

Adapun beberapa kegiatan utama yang direncanakan dalam RBP REDD+ GCF Output 2 di Rejang Lebong antara lain:

Pengembangan Kelompok Perhutanan Sosial – pemberdayaan kelompok usaha perhutanan sosial yang berada dalam kawasan hutan.

Rencana pendistribusian 20.000 bibit MPTS (Multi Purpose Tree Species) ke wilayah desa yang memiliki lahan kritis, sesuai Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).

Penguatan usaha kelompok perhutanan sosial melalui bantuan mesin pengolahan komoditas unggulan kelompok.

Rehabilitasi hutan pada area yang telah mendapatkan izin pengelolaan dari Kementerian Kehutanan.

Tantangan dan Peluang

Bupati Fikri menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten akan terus memperkuat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan – baik di tingkat provinsi maupun pusat – agar program ini berjalan secara optimal dan berkelanjutan. “Kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kelestarian hutan Rejang Lebong sebagai paru-paru wilayah tengah Bengkulu. Namun di sisi lain, kita juga ingin masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan dapat tumbuh secara ekonomi melalui pendekatan yang ramah lingkungan,” tambah beliau.

Dengan implementasi program ini, Pemkab Rejang Lebong berharap dapat memperkuat posisi daerah sebagai salah satu kabupaten yang memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan hijau (green development) dan ekonomi berkelanjutan.

Implikasi untuk Masyarakat

Pelaksanaan program ini diharapkan memberi dampak nyata bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan, antara lain:

Terbuka peluang ekonomi baru melalui usaha perhutanan sosial dan pengolahan komoditas lokal.

Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

Peningkatan tutupan hutan dan rehabilitasi lahan kritis, yang berdampak positif bagi ekosistem lokal: air, tanah, keanekaragaman hayati.

Penguatan kerjasama multistakeholder – pemerintah daerah, masyarakat desa, lembaga lingkungan, dan sektor swasta.

Harapan ke Depan

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada konsistensi implementasi, ketersediaan sumber daya pendukung (pendanaan, bibit, mesin, pelatihan), serta pengawasan yang baik agar manfaat ekonomi tidak mengorbankan fungsi ekologis kawasan hutan. (**)

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *