Jeddah, Arab Saudi, ri-media.id – Mimpi besar Timnas Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 harus kandas dini setelah dikalahkan Irak dengan skor tipis 0-1 di King Abdullah Sports City Stadium pada dini hari Minggu (12 Oktober 2025). Kekalahan ini sekaligus menutup peluang Garuda untuk melaju lebih jauh di kualifikasi zona Asia.

Babak Pertama: Garuda Menekan, Tapi Tanpa Gol

Meski laga berjalan di markas lawan, Timnas Indonesia memulai pertandingan dengan ambisi serius. Serangan-serangan awal menunjukkan tekad untuk menguasai pertandingan. Di menit-menit awal, Thom Haye mencoba tembakan dari jarak jauh, namun belum menemui sasaran. Tak lama kemudian, Mauro Zijlstra mendapatkan peluang melalui sontekan hasil dari sepak pojok, tetapi arahnya melebar.

Indonesia terus berusaha menciptakan peluang. Eliano Reijnders sempat melepaskan tembakan setelah menerima umpan tarik dari Haye, tetapi belum menghujam ke gawang. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum.

Babak Kedua: Blunder Menentukan, Iqbal Menjadi Penentu

Memasuki babak kedua, intensitas permainan meningkat dari kedua tim. Indonesia terus mencoba menyerang, namun Irak mulai mengambil kendali perlahan.

Sebuah momentum tragis muncul pada menit ke-75, ketika bek Indonesia Rizky Ridho melakukan kesalahan dalam mengontrol bola. Kesempatan yang terbuka ini dimanfaatkan oleh Zidane Iqbal — pemain pengganti Irak — untuk melepas tembakan presisi dari luar kotak penalti dan menggetarkan gawang Indonesia. Skor berubah menjadi 0-1 untuk Irak.

Selepas gol tersebut, Indonesia berupaya keras mencari gol penyama. Namun pertahanan Irak tampil disiplin, dan Garuda gagal menembus pertahanan lawan. Bahkan saat injury time, suasana makin memanas. Zaid Tahseen dari Irak diganjar kartu kuning kedua, sehingga harus meninggalkan lapangan. Namun keputusan wasit Ma Ning tidak memberi hadiah penalti kepada Indonesia meskipun ada protes dari pemain dan suporter.

Reaksi dan Tanggapan: Apresiasi & Kritik Terarah

Kekalahan ini menimbulkan banyak sorotan dari publik, media, dan pengamat.

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni menilai bahwa meskipun kalah, Garuda bermain lebih baik dibanding laga melawan Arab Saudi. Ia menyebut bahwa Indonesia cukup dominan di babak pertama, namun kurang klinis dalam penyelesaian akhir.

Sementara itu, dari sisi media olahraga, muncul analisis tentang beberapa faktor penyebab kekalahan ini. Berikut lima faktor yang disoroti:

1. Strategi pelatih Patrick Kluivert yang dinilai kurang efektif di laga ini.
2. Lini depan yang “melempem” — gagal memaksimalkan peluang yang muncul.
3. Keputusan wasit dalam beberapa insiden kontroversial, termasuk penolakan penalti di injury time.
4. Blunder individu (seperti yang dilakukan Rizky Ridho) memberi peluang bagi lawan.
5. Kurangnya konsistensi sepanjang pertandingan dalam menjaga tekanan dan mempertahankan ritme.

Dampak Kekalahan: Garuda Terdegradasi, Peringkat FIFA Turun

Dengan kekalahan ini, posisi Indonesia di klasemen Grup B kualifikasi Piala Dunia 2026 makin terpuruk. Garuda menutup putaran keempat dengan juru kunci grup dan 0 poin dari dua kekalahan sebelumnya (kalah juga dari Arab Saudi 2-3).

Di sisi peringkat dunia, kekalahan ini juga berdampak negatif. Poin Timnas Indonesia menurun dari 1.151,26 menjadi sekitar 1.144,73, yang kemungkinan menurunkan peringkat Indonesia dari posisi sebelumnya ke peringkat 122 dunia.

Harapan ke Depan & Evaluasi Besar

Dengan kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia harus kembali membenahi diri. Harus ada evaluasi mendalam terhadap strategi pelatih, skema permainan, kedalaman skuad, dan mentalitas pemain di laga-laga besar.

Publik dan suporter tentu berharap agar PSSI dan pelatih bisa menarik pelajaran dari kekalahan ini, dan mempersiapkan tim yang lebih tangguh untuk kompetisi mendatang, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2030 dan turnamen regional lainnya. (Dn)

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *