Oleh: Deni Irwansyah
Kepergian istriku menjadi titik balik dalam hidupku. Saat Allah memanggilnya kembali, seolah separuh jiwaku ikut dibawa pergi. Kehilangan ini tidak hanya menggoreskan luka, tetapi juga menyadarkan aku betapa berharganya waktu, betapa singkatnya perjalanan hidup, dan betapa besar amanah yang selama ini ia pikul dengan penuh keikhlasan. Istriku bukan lagi hadir di sampingku, namun namanya tetap hidup di dalam setiap helaan napas dan langkah kami.
Musibah dalam hidup sering kali datang tanpa ketukan. Ia hadir sebagai pengingat, bahwa dunia ini bukan tempat tinggal selamanya. Hidup yang kita jalani, napas yang kita hirup, langkah yang kita ambil – semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Di balik setiap tawa, air mata, ujian, dan kemudahan, tersimpan hikmah tentang siapa diri kita sebenarnya, dan untuk apa kita diciptakan.
Dunia hanyalah persinggahan. Tempat singgah sementara sebelum kita melangkah menuju perjalanan panjang menuju akhirat. Di sinilah Allah menguji: seberapa bermanfaat kita bagi lingkungan, seberapa besar kasih sayang kita kepada keluarga, seberapa tulus kita menjaga amanah yang diberikan. Tidak ada satu pun yang sia-sia, karena kelak semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Yang Maha Adil.
Istriku… engkau adalah perhiasan dunia yang paling indah. Engkau bukan hanya pendamping hidup, tetapi juga bidadari yang Allah titipkan untuk menemani perjalananku. Dua puluh satu tahun engkau bersamaku – dengan sabar, dengan setia, dengan cinta yang tidak pernah menuntut balasan. Engkau menjalani semua peranmu sebagai seorang istri dan ibu dengan ketulusan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Kini, engkau telah kembali kepada Sang Pemilik Kehidupan. Kembali pada tempat yang lebih damai, lebih indah, dan lebih kekal. Kepergianmu menyisakan luka yang dalam, namun juga memberikan kesadaran bahwa setiap hati yang mencintai pasti akan diuji dengan perpisahan.
Aku… aku dan anak-anak akan melanjutkan kehidupan ini dengan sejuta kenangan tentangmu. Kenangan yang akan kami jaga seperti harta paling berharga. Kami akan menjalankan pesan-pesanmu, meneruskan kebaikanmu, menjaga amanahmu, dan menjadikan doamu sebagai penuntun langkah kami.
Terima kasih, istriku. Engkau telah menorehkan jejak yang tidak akan hilang oleh waktu. Semoga Allah melapangkan kuburmu, mengampuni segala khilafmu, dan menempatkanmu di antara hamba-hamba-Nya yang paling dicintai. Dan semoga kelak, di akhir perjalanan, Allah mempertemukan kita kembali di tempat yang tidak mengenal perpisahan.
Amin ya Rabbal ‘alamin.









