Wabup Hendri Praja Dampingi Bupati Fikri dalam Dialog Bersama MUI: Sinergi Ulama dan Umaro Diperkuat untuk Rejang Lebong yang Religius

Rejang Lebong, ri-media.id –
Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa dalam Dialog Publik antara Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar di Aula Panti Asuhan Aisyiyah, Air Sengak, Curup, Senin (6/10/2025).
Hadir langsung Wakil Bupati Rejang Lebong, Dr. H. Hendri Praja, S.STP., M.Si, mendampingi Bupati H.M. Fikri Thobari, S.E., M.AP, dalam pertemuan penting yang mengangkat tema “Merajut Silaturahmi, Menguatkan Sinergi Ulama dan Umaro dalam Membangun Rejang Lebong.”

Acara ini turut dihadiri Ketua MUI Kabupaten Rejang Lebong KH. Muhammad Abu Dzar, Lc., M.H.I, Ustadz Hj. Ahmad Farhan dari Komisi Fatwa MUI Provinsi Bengkulu, para pimpinan pondok pesantren, serta lebih dari 40 organisasi masyarakat Islam se-Kabupaten Rejang Lebong.
Dialog berlangsung hangat, penuh keakraban, dan memancarkan semangat kebersamaan antara pemerintah dan tokoh-tokoh agama.

Wabup Hendri: Kolaborasi Ini Pondasi Moral Pembangunan Daerah

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Hendri Praja menegaskan bahwa kolaborasi antara ulama dan umaro bukan hanya simbol, tetapi sebuah pondasi moral dalam setiap kebijakan pembangunan daerah.
“Ulama adalah pelita yang menerangi arah kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah berkomitmen untuk selalu melibatkan tokoh agama dalam setiap proses pembangunan, agar langkah kita selalu berada di jalan yang diridai Allah SWT,” ujar Hendri dengan nada tegas namun hangat.

Ia juga menekankan pentingnya membangun karakter generasi muda melalui pendidikan agama, mengingat tantangan era digital yang semakin kompleks. Pemerintah, lanjut Hendri, siap mendorong kebijakan yang memperkuat peran guru ngaji dan madrasah, serta memastikan regulasi baca tulis Al-Qur’an dapat segera diwujudkan.

Bupati Fikri: Sinergi Ulama dan Umaro Adalah Kunci Kemajuan

Sementara itu, Bupati Fikri Thobari menyampaikan bahwa sinergi antara ulama dan pemerintah harus terus dirawat.
Menurutnya, kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kekuatan moral dan spiritual masyarakatnya.

“Dialog ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah strategis untuk menyelaraskan visi pembangunan daerah dengan nilai-nilai keagamaan,” ujar Fikri.
Ia menambahkan, pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah langkah konkret, di antaranya:

1. Penguatan pendidikan keagamaan melalui dukungan anggaran untuk guru ngaji di desa-desa.
2. Dukungan penuh terhadap BAZNAS dalam optimalisasi pengumpulan zakat.
3. Penyusunan regulasi wajib baca tulis Al-Qur’an, yang ditargetkan rampung tahun 2026.
4. Pengadaan bus haji dan peningkatan pelayanan ibadah haji yang transparan dan profesional.

Aspirasi dari Ulama dan Ormas Islam

Dialog ini juga menjadi wadah bagi ulama dan ormas Islam untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada pemerintah daerah.
Beberapa poin penting yang mengemuka antara lain:

Perlunya surat edaran pelarangan minuman keras di wilayah Rejang Lebong.

Dukungan nyata terhadap pendidikan baca-tulis Al-Qur’an di tingkat desa.

Penguatan peran MUI sebagai jembatan komunikasi antara umat dan pemerintah.

Ketua MUI KH. Abu Dzar menyampaikan apresiasi atas keterbukaan pemerintah daerah. “Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir bukan hanya sebagai pengelola kebijakan, tetapi juga sebagai mitra spiritual bagi masyarakat,” tuturnya.

Bangun Rejang Lebong yang Damai dan Religius

Baik ulama maupun pemerintah sepakat bahwa pembangunan daerah harus dilandasi nilai-nilai keimanan, moralitas, dan kebersamaan.
Wakil Bupati Hendri Praja menutup dialog dengan ajakan reflektif,
“Tidak ada kemajuan tanpa doa dan dukungan ulama. Dan tidak ada kekuatan ulama tanpa sinergi dengan umaro. Mari bersama membangun Rejang Lebong yang damai, religius, dan berakhlak.” (**)

Rejang Lebong Bergerak Bersama Iman dan Amanah

Dokumentasi: Pemkab Rejang Lebong / MUI Rejang Lebong
Laporan: Tim Redaksi ri-media.id