Konferensi PGRI ke-23 di Rejang Lebong: Momentum Penguatan Organisasi dan Kualitas Pendidikan
Konferensi PGRI ke-23 di Rejang Lebong: Momentum Penguatan Organisasi dan Kualitas Pendidikan

Rejang Lebong, ri-media.id – 1 Oktober 2025. Gedung Guru PGRI di Rejang Lebong pagi itu berkumpul para guru, pengurus organisasi, dan tokoh pendidikan dari berbagai kecamatan. Agenda penting lima tahunan, yaitu Konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Rejang Lebong ke-23 Masa Bakti 2025–2030, secara resmi dibuka oleh Taman, S.P., Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia mewakili Bupati Rejang Lebong, H. Fikri Thobari, SE, MAP.
Konferensi ini dihadiri oleh 97 peserta yang mewakili cabang-cabang PGRI dari seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong. Dengan tema “Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas”, kegiatan ini diposisikan sebagai titik tolak untuk mengevaluasi kinerja kepengurusan sebelumnya sekaligus merumuskan arah strategis untuk lima tahun mendatang.
Sambutan Pembukaan dan Harapan Organisasi
Dalam sambutannya, mewakili Bupati, Taman menyampaikan apresiasi tinggi kepada pengurus PGRI Kabupaten Rejang Lebong atas dedikasi selama masa bakti lima tahun terakhir. Ia berharap agar konferensi tersebut berjalan dengan aman, tertib, dan menghasilkan keputusan yang optimal demi kemajuan organisasi serta dunia pendidikan.
Taman juga menekankan posisi strategis PGRI sebagai organisasi profesi guru terbesar di Indonesia, yang harus senantiasa menjaga marwah, integritas, dan kredibilitasnya. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa siapapun pengurus yang terpilih dalam konferensi nanti akan mampu membawa PGRI Rejang Lebong ke arah yang lebih maju dan relevan dengan tantangan zaman.
Peran Konferensi: Evaluasi dan Penetapan Strategi
Hadir dalam acara itu Ketua PGRI Provinsi Bengkulu, Dr. Haryadi, M.Pd., yang menggarisbawahi bahwa konferensi merupakan forum tertinggi organisasi PGRI dan diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Dalam forum ini, para peserta akan:
1. Mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya,
2. Menyusun dan memilih kepengurusan baru,
3. Membahas isu-isu strategis di bidang pendidikan, dan
4. Merumuskan kebijakan organisasi jangka menengah — lima tahun ke depan.
Menurut Haryadi, penyelenggaraan konferensi ini sangat penting “untuk menjaga kesinambungan organisasi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguatan peran PGRI.”
Partisipasi Pemangku Kepentingan dan Harapan Ke Depan
Selain pengurus PGRI di tingkat kabupaten, konferensi tersebut juga dihadiri oleh berbagai pihak pemerintahan dan pendidikan, yakni:
Perwakilan Forkopimda Rejang Lebong,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong,
Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah II Curup,
Perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag), dan
Tamu undangan lainnya dari lintas institusi.
Dengan terselenggaranya konferensi ke-23 ini, PGRI Kabupaten Rejang Lebong diharapkan akan semakin solid, visioner, dan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan. Penekanan pada transformasi organisasi juga menunjukkan bahwa PGRI ingin menyesuaikan langkahnya dengan perkembangan zaman, baik dalam hal profesionalisme guru, teknologi pendidikan, maupun kerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. (**)
Editor: Redaksi