2 Oktober 2025

Menjelang HUT ke-80 RI, Kisah Pilu Purnawirawan Kopassus Hidup Terlunta di Jeneponto Viral di Media Sosial

0

Menjelang HUT ke-80 RI, Kisah Pilu Purnawirawan Kopassus Hidup Terlunta di Jeneponto Viral di Media Sosial

IMG-20250806-WA0032

Foto Tangkapan Layar IG Tribuntimur.com

Jeneponto, Sulawesi Selatan, ri-media.id – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sebuah kisah menyedihkan tentang nasib seorang purnawirawan Kopassus menjadi sorotan publik. Serma (Purn) Mustari Karaeng Baso, mantan anggota Resimen Para-Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dilaporkan hidup dalam kondisi memprihatinkan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kisah kehidupan Mustari viral di media sosial setelah beberapa pihak membagikan kondisi tempat tinggalnya yang jauh dari layak dan penuh keterbatasan. Mustari diketahui tinggal di sebuah kamar kecil berukuran 2×2 meter di rumah seorang kerabat di Dusun Kunjung Mange, Desa Kaluku, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto.

Riwayat Pengabdian

Serma (Purn) Mustari pernah menjalani karier militer yang cukup panjang dan berat. Ia merupakan anggota pasukan elite TNI AD, RPKAD, yang saat ini telah berubah nama menjadi Kopassus. Mustari tercatat pernah terlibat dalam berbagai misi operasi militer di daerah konflik seperti Timor Timur dan Irian Barat. Ia juga pernah berada di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto saat masih aktif di militer.

Setelah puluhan tahun bertugas, Mustari pensiun dari dinas militer pada tahun 1992 dengan penempatan terakhir di Kodim 1411/Bulukumba. Selama pengabdiannya, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin dan berdedikasi tinggi terhadap tugas negara. Dilangsir dari: metrotvnews.com

Masa Tua yang Sulit

Setelah pensiun, Mustari sempat tinggal bersama keluarganya di rumah kontrakan. Namun, kehidupan mulai memburuk setelah dana simpanannya sebesar Rp100 juta yang ditujukan untuk kebutuhan hari tua diambil oleh anak kandungnya sendiri. Sejak saat itu, hubungan keluarga mulai merenggang dan Mustari akhirnya ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya.

Akibat kondisi tersebut, Mustari sempat hidup tanpa arah dan tempat tinggal tetap. Ia diketahui pernah tinggal di terminal Makassar selama sekitar satu minggu, hanya membawa sebuah ransel berisi pakaian dan perlengkapan seadanya.

Mengandalkan Belas Kasih Kerabat dan Tetangga

Saat ini, Mustari tinggal menumpang di rumah seorang kerabat bernama H. Jalling. Ia menempati sebuah kamar sempit berukuran 2×2 meter. Kebutuhan sehari-harinya dipenuhi dengan bantuan dari keluarga dan para tetangga sekitar. Tidak ada penghasilan tetap atau bantuan bulanan yang ia terima secara rutin.

Satu-satunya peninggalan masa dinasnya yang masih ia simpan adalah jaket loreng Kopassus, yang kini selalu ia kenakan dengan rasa bangga. Jaket tersebut menjadi simbol dari masa lalu yang penuh kehormatan dan pengabdian.

Dukungan dari Aparat Setempat

Menanggapi kondisi Mustari, aparat setempat dari Koramil dan Polsek Batang telah melakukan pengecekan langsung dan memberikan dukungan. Pelda Alimuddin selaku Batituud Koramil 05 Batang dan Iptu Purwanto selaku Kapolsek Batang membenarkan bahwa Mustari adalah purnawirawan Kopassus yang sah dan memiliki riwayat pengabdian militer.

Mereka telah memberikan perhatian dan bantuan dalam bentuk pengawasan kemanusiaan. Namun hingga kini, dukungan formal dari instansi terkait maupun pemerintah daerah masih tergolong minim.

Butuh Perhatian dari Pemerintah

Kondisi Mustari menjadi perhatian publik, terutama menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80. Banyak pihak menilai bahwa pemerintah perlu hadir memberikan bantuan kepada para purnawirawan yang tidak memiliki jaminan hidup di usia senja. Terlebih lagi bagi mereka yang telah mengabdi dan mempertaruhkan nyawa untuk menjaga kedaulatan negara.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya nilai kepedulian terhadap orang tua, khususnya bagi anak-anak yang seharusnya menjadi tumpuan hidup di masa tua.

Profil Singkat Serma (Purn) Mustari Karaeng Baso:

Nama: Serma (Purn) Mustari Karaeng Baso

Instansi: RPKAD/Kopassus

Wilayah Tugas: Timor Timur, Irian Barat

Masa Dinas: Era Presiden Soeharto hingga pensiun pada tahun 1992

Penugasan Terakhir: Kodim 1411/Bulukumba

Kondisi Saat Ini: Tinggal di kamar 2×2 meter di rumah kerabat di Jeneponto

Penyebab Keterlantaran: Dana Rp100 juta diambil anak, kemudian ditinggal istri dan keluarga

Bantuan Saat Ini: Dukungan kemanusiaan dari Koramil dan Polsek setempat

Catatan:
Di tengah semangat kemerdekaan yang dirayakan setiap tahun, kisah seperti Mustari menjadi pengingat penting bahwa tidak semua pahlawan mendapatkan kehidupan yang layak setelah masa tugas mereka selesai. Dukungan dan perhatian nyata dari masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan agar pengabdian mereka tidak sia-sia. (**)

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *